Kedua tokoh ini sangat akrab.
Bersalaman, berangkulan, sekaligus cium pipi kiri dan kanan. Ritual itu berlaku
saat mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menemui bekas Presiden
Bacharuddin Jusuf Habibie di kediamannya di Jakarta Selatan.
Anwar beserta rombongan tiba di
kediaman BJ Habibie dengan menggunakan mobil. Habibie pun menyambut hangat
kedatangan sahabat dekatnya itu. Anwar yang mengenakan setelan jas hitam dan
Habibie yang mengenakan safari abu-abu lalu sempat mengobrol sejenak sebelum
kemudian masuk ke salah satu ruangan. Pertemuan kedua bekas pejabat itu
berlangsung sekitar satu setengah jam.
Habibie melepas orang yang sudah
dianggap adik sendiri itu hingga Anwar menutup pintu geser mobil yang dia
tumpangi.
"Kapan pulang?" tanya
Habibie yang bersetelan jas abu-abu seraya tersenyum.
"Nanti sore." Anwar
yang sudah merebahkan badannya di jok empuk kembali mendongakkan kepala ke
luar. "Saya datang (ke Jakarta) diundang Pak Hassan (mantan menteri luar
negeri Hassan Wirayuda)."
Habibie langsung melambaikan
tangan saat pintu geser mobil sudah tertutup. Tampak seperti bayangan, Anwar
membalas lambaian itu. "Dia kan saudara saya. Ngobrol karena sudah lama
tak bersua," kata Habibie. Ia langsung ngeloyor ke dalam rumah ketika
ditanya soal perjuangan Anwar di dunia politik Malaysia.
Menurut salah satu orang dekat
Anwar, kunjungan ini merupakan kunjungan pribadi, bukan formal. "Keduanya
sangat dekat seperti adik dan kaka." Menurutnya, pemimpin oposisi di
negara jiran bertamu ke sana. "Mereka tidak akan membicarakan sesuatu yang
formal, Kunjungan itu bersifat pribadi."
Anwar datang ke Jakarta memenuhi
undangan dan menjadi panelis dalam seminar .
Pemerhati mengungkapkan selama
melawat ke Jakarta, Anwar kerap bertemu Habibie. Namun ia tidak ingat sudah
berapa kali Anwar datang ke rumah presiden ketiga Indonesia itu. Ia memastikan
hubungan keduanya sangat dekat. "Seperti adik dan kakak."
Dalam pidato kebudayaan di Teater
Kecil Taman Ismail Marzuki, Anwar mengungkapkan salah satu kenangan manisnya
dengan Habibie. Saat berobat di Kota Munich, Jerman pada tahun 2004 ia mengaku
sempat ditemani Habibie dan istrinya. Keduanya juga bercerita panjang lebar
mengenai reformasi di Indonesia.
Pada kesempatan itu, ia
menanyakan alasan Habibie membebaskan semua tahanan politik. "Habibie
menjawab saya enggak tahu, kalau terus ditahan saya (Habibie) tidak bisa jawab
saat ditanya rakyat dan di hadapan Allah," ujarnya menirukan jawaban
Habibie.
Bekas Menteri Keuangan Malaysia
ini memuji keteguhan Habibie memegang keyakinan. Ia mengaku kagum lantaran
Indonesia bisa melahirkan orang cerdas seperti mantan menteri riset dan
teknologi itu. "Dalam keadaan simpang siur, Indonesia bisa melahirkan
ilmuwan," ujarnya.
Pada 1965, Habibie menerima gelar
doktor dari RWTH AAchen University, universitas riset di bidang teknologi.
Disertasinya mendapat predikat sangat bagus. Secara keseluruhan, kampus ini
urutan ke-140 sejagat.
Lantaran kecerdasannya, Habibie
melahirkan teori mengenai termodinamika, konstruksi, dan aerodinamika, dikenal
dengan sebutan Faktor Habibie, Teorema Habibie, dan Metode Habibie. Dua
industri pesawat komersial terbesar di dunia, Boeing dan Airbus, sangat
tertarik dengan penemuan-penemuan Habibie itu.
(Sumber: Merdeka.com)
No comments:
Post a Comment